

Malang – Sebuah prestasi membanggakan datang dari dunia pendidikan vokasi. Seorang mahasiswa D3 Teknik Listrik Politeknik unisma Malang (POLISMA) asal Papua berhasil merancang dan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai proyek tugas akhirnya. Inovasi ini mampu memanfaatkan aliran sungai kecil maupun irigasi untuk menyediakan penerangan jalan umum (PJU) yang rencananya akan diaplikasikan di kampung halamannya.
Dialah Klemens Ankemdon, mahasiswa Program Studi D3 Teknik Listrik, yang berhasil mengubah potensi alam sederhana menjadi sumber energi yang bermanfaat. Terinspirasi oleh kondisi kampungnya di Papua yang masih minim penerangan, Klemes memutuskan untuk mengangkat isu kemandirian energi dalam tugas akhirnya.
“Di kampung saya, listrik masih terbatas. Banyak jalan gelap di malam hari. Saya ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya sekadar proyek akademik, tapi juga bisa langsung berguna bagi masyarakat,” ujar Klemes.
Dengan mengandalkan aliran air sungai kecil maupun irigasi yang stabil, ia merancang sistem PLTMH sederhana yang terdiri dari turbin archimedes, pipa saluran air, dan generator mini. Hasilnya, sistem tersebut mampu menghasilkan listrik cukup untuk menyalakan lampu-lampu jalan di beberapa titik.
Proyek ini bukan hanya memenuhi aspek teknis dari tugas akhir, tetapi juga menjadi solusi nyata bagi persoalan penerangan di daerah terpencil. “Lampu-lampu ini jadi simbol harapan. Anak-anak bisa belajar di malam hari, dan warga merasa lebih aman saat beraktivitas,” ujar Ana Nuril Achadiyah, ST., MT.selaku pembimbing tugas akhir.
Karya Klemes mendapat apresiasi dari Ketua Program Studi Teknik Listrik POLISMA, Mokh. Suseno Ajisari, ST., MT.. Menurut beliau, proyek ini merupakan bukti bahwa pendidikan vokasi bisa melahirkan inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Klemes menunjukkan bahwa tugas akhir tidak harus berhenti di meja seminar. Ia membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat pengabdian, mahasiswa bisa membawa perubahan nyata di tengah masyarakat,” ujar Ana. Klemes berharap proyek ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain, khususnya dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), untuk kembali membangun kampung halamannya.