

By: Shafiq Nurdin
Suasana hari begitu cerah berawan dan menyegarkan bagi mahasiswa Program Studi D3 Teknik Mesin Politeknik Unisma Malang. Alih-alih berkutat di bengkel atau ruang kuliah, mereka berkunjung ke lahan pertanian hidroponik di wilayah Arjosari-Malang pada 8 Oktober 2025. Tujuan mereka bukan sekadar jalan-jalan, tapi untuk melihat langsung penerapan ilmu dari mata kuliah Teknik Perpipaan dan Sensor-sensor dunia nyata. Setibanya di lokasi, mahasiswa disambut sistem hidroponik tanaman selada air yang tumbuh subur tanpa tanah, hanya dengan air yang mengalir melalui jaringan pipa rapi. Di sinilah mereka mulai memahami bahwa teknik perpipaan tidak hanya soal instalasi pada industri atau pabrik, tapi juga bisa menjadi jantung dari sistem pertanian modern.
Bersama dosen pengampu Shafiq Nurdin, S.T., M.T, menjelaskan bagaimana aliran air dan nutrisi diatur menggunakan pipa-pipa yang tersusun netpot berisi selada air yang tersusun rapi dan presisi. Tak hanya itu, sensor-sensor bekerja secara otomatis, menjadi bagian penting dari sistem ini. Mengatur kadar air, pH, hingga intensitas cahaya agar tanaman tumbuh optimal. “Mahasiswa bisa melihat langsung bagaimana teori di kelas benar-benar diterapkan. Sistem perpipaan hidroponik ini contoh nyata bagaimana teknologi berperan besar dalam menciptakan pertanian cerdas. Kalian bisa merancang dan mengembangkan sistem perpipaan, melakukan estimasi kebutuhan dan biaya yang dibutuhkan untuk membuat sistem hidroponik beserta instalasi agar menjadi smart farming, mampu bekerja 1×24 jam dan 7 hari dalam seminggu” ujar Shafiq dalam diskusi Bersama mahasiswa dan pemilik usaha hidroponik.
Antusiasme mahasiswa terlihat jelas. Mereka aktif berdiskusi dengan pengelola pertanian Bapak Novta Dany’el Irawan, menanyakan detail teknis hingga ide pengembangan sistem otomatis berbasis mikrokontroler. Bagi sebagian mahasiswa, kunjungan ini membuka pandangan baru. “Ternyata ilmu perpipaan dan sensor bisa diterapkan di banyak bidang, termasuk pertanian. Menarik banget!” ungkap Hafif mahasiswa asal Blitar. Kegiatan kunjungan ini bukan hanya menambah wawasan teknis, tapi juga menumbuhkan semangat inovasi dan kepedulian terhadap pertanian berkelanjutan. Politeknik Unisma Malang berharap pengalaman lapangan semacam ini bisa terus dilakukan agar mahasiswa semakin siap menghadapi tantangan dunia industri dan teknologi masa depan.