

Malang, 1 Oktober 2025
Masalah sampah plastik masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kota Malang pun menghadapi persoalan yang sama, dengan volume sampah plastik yang terus meningkat. Untuk menjawab tantangan ini, Tim Pengabdian Politeknik Unisma Malang menghadirkan alat pencacah plastik berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan sistem pencatatan digital di Bank Sampah Mandiri (BSM) Perumahan Gadang Mandiri RT09 RW 04 Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sukun Kota Malang.
Program ini dipimpin oleh Yusriel Ardian, S.Kom., M.Kom., dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan (TRKJ). Ia didukung oleh tim lintas bidang: Sutoko, S.T., M.T. dari Prodi Teknik Listrik, dan Nur Chabibi, S.T., M.T. dari Prodi Teknik Mesin.
Selain dosen, sejumlah mahasiswa dari ketiga program studi ikut terlibat aktif. Mereka tidak hanya belajar aspek teknis, tetapi juga mendapatkan pengalaman praktis di masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa mengasah kemampuan lintas disiplin, komunikasi dengan warga, manajemen kegiatan, hingga kepemimpinan.
Menurut Yusriel Ardian, “Keterlibatan mahasiswa sangat penting. Mereka tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga belajar komunikasi, problem solving, dan empati sosial. Hal ini menjadi bekal berharga sebelum mereka terjun ke dunia kerja.”
Dengan adanya mesin IoT ini, BSM Perumahan Gadang Mandiri mencatat peningkatan kinerja hingga 30%. Produksi cacahan plastik meningkat, transaksi lebih cepat, dan pencatatan digital mengurangi kesalahan manual.
Ketua BSM Perumahan Gadang Mandiri, Prayoga Dwi Widyanto, mengungkapkan manfaat yang dirasakan:
“Alhamdulillah, dengan adanya program dari Politeknik Unisma ini, pekerjaan kami jauh lebih mudah. Produksi plastik meningkat, pencatatan lebih rapi, dan masyarakat semakin percaya. Kami merasa benar-benar terbantu, dan ke depannya semoga bisa terus berkembang. Kami sangat berterima kasih kepada tim dosen dan mahasiswa yang telah mendampingi kami dengan penuh kesabaran dan dedikasi.”
Selain itu, pendapatan warga juga bertambah seiring meningkatnya volume plastik yang dapat dijual kembali.
Program ini merupakan bagian dari Pengabdian Kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, yang didanai sepenuhnya oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada tahun anggaran 2025.
Yusriel Ardian menambahkan:
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pengurus dan anggota BSM Perumahan Gadang Mandiri atas kerja sama yang luar biasa dalam program ini. Secara khusus, kami juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang telah memberikan kepercayaan dan pendanaan. Program ini adalah wujud nyata kolaborasi antara kampus, masyarakat, dan pemerintah dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi persoalan lingkungan.”
Ke depan, tim pelaksana menargetkan model ini dapat direplikasi ke bank sampah lain di Malang dan Jawa Timur. Dengan demikian, manfaatnya akan menjalar lebih luas, mendukung program ekonomi sirkular dan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) serta tujuan ke-12.“Dari Malang, kami ingin menularkan semangat bahwa kolaborasi teknologi dan masyarakat bisa menjadi solusi nyata bagi bangsa,” pungkas Yusriel Ardian.