Internasional Webinar Link and Match Perguruan Tinggi dengan Dunia Industri di Indonesia, Malaysia, & Jerman
Sistem pendidikan tinggi di Indonesia sudah saatnya berjalan beriringan (link and match) dengan kebutuhan kerja . Sampai saat ini lulusan perguruan tinggi belum menjadi jaminan bisa memasuki dunia kerja atau industri. Hal ini disebabkan banyak faktor seperti pesatnya laju perkembangan teknologi dunia industri, kesenjangan transfer teknologi, kebijakan stakeholder terkait, kebijakan ketenagakerjaan pemerintah, ekonomi makro, dan masih banyak lagi.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan penerapan vokasi di dunia pendidikan Indonesia dianggap belum maksimal karena kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) maupun politeknik tak selalu memenuhi kualifikasi penyedia kerja sehingga masih banyak pengangguran (Kompas, 2019). Kesenjangan ini menuntut pihak swasta/industri harus memberikan masukan terhadap kurikulum pendidikan vokasi Ujar Ekonom UI, Berly Martawardaya (beritasatu, 2019)
Keterlibatan dunia industri tentunya menjadi kesempatan emas, karena Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 pemberian insentif pajak super deduction (kompas, 2019). Insentif pajak sangat menarik bagi perusahaan swasta karena akan mengurangi tagihan pajak terhadap penghasilan kena pajaknya sebesar 200% untuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan vokasi serta 300% untuk investasi di bidang riset dan pengembangan. Insentif ini diyakini mampu memperbesar dana riset di Indonesia, selain alokasi 0,3% dari APBN (ddtc, 2020)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga memberikan himbauan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bahwa vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan. Meski sebagian besar sudah berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), link and match harus terus ditingkatkan. “Vokasi dan industri harus benar-benar link dan match. Jadi, ibarat hubungan asmara, hubungannya harus selevel menikah, menghasilkan banyak ‘anak’. Jangan hanya sebatas seremoni tanda tangan MoU, lalu sudah merasa link and match. Harus diikuti oleh kegiatan-kegiatan kolaborasi dan sinergis yang saling menguntungkan dan sampai menghasilkan SDM unggul dan kompeten,” disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, pada acara webinar Bincang Edukasi di Jakarta, Sabtu (11/7/2020)”.
Dengan dasar inilah perlunya pemahaman tentang konsep Link and Match anatara Perguruan Tinggi khususnya Vokasi dengan Dunia Industri (DUDI), dimana masih banyak perguruan tinggi yang belum memahi, atau ingin memahami lebih jauh tentang konsep implementasi Link and Match tersebut. Maka dengan permasalahan dan kesempatan inilah Politeknik Unisma Malang (POLISMA) hadir untuk mengadakan seminar Internasional yang dilaksanakan secara daring (WEBINAR) dikarenakan adanya pandemi covid19 saat ini yang melibatkan pemateri internasional dari indonesia, Malaysia, dan Jerman, harapannya dengan adanya kolaborasi sharing khowledge antar negara tersebut maka informasi yang didapat lebih komprehenship sehingga harapan perguruan tinggi yang ikut dalam acara webinar tersebut lebih mudah dan inovatif dalam penerapannya lebih-lebih dalam hal menerapkan Kampus Merdeka yang merupakan hak mahasiswa untuk dilayani oleh setiap program studi/perguruan tinggi.
Tema:
“Link and Match Perguruan Tinggi dengan Dunia Industri di Indonesia, Malaysia, & Jerman“
Hari: Wednesday, Oct 21, 2020.
Waktu: 13.00 WIB (GMT +7)
Pemateri :
- Prof. Dr. -Ing Hendro Wicaksono, Jacobs University Bremen
- Associate Prof. Dr. Wahyu Mulyo Utomo, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
- Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, Institut Teknologi Nasional Malang
Moderator: Dr. Imam Wahyudi Karimullah, MA
(Kepala Kantor Urusan Internasional UNISMA Malang)
Saluran Langsung Youtube dan Facebook Politeknik Unisma Malang pada :
Youtube : POLITEKNIK UNISMA
Facebook : Polisma Indonesia
Form Pendaftaran : https://webinar.polisma.ac.id
Reg: FREE
e-certificate by request